kimia-campur

Senin, 18 Mei 2009

Mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat menjelma dalam bentuk geometris tertentu.Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frase yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita ketahui ada mineral yang berbentuk :
· Lempeng
· Tiang
· Limas
· Kubus
Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan campuran dari unsur-unsur mineral.Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat.

Mineral termasuk elemen dasar yang di temukan di alam.Mineral esensial membantu tubuh manusia berfungsi dengan baik ,misalnya,boron menjaga gigi dan tulang tetap sehat dan juga membantu metabolisme .Mineral yang terdapat dalam tumbuhan obat (herbal) dapat di gunakan mengobati penyebab yang mendasarinya.Dan selama ribuan tahun telah di gunakan dengan sukses di seluruh dunia untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.Kaya akan mineral , vitamin, dan antioksidan.
Kristal
Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris dan atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-kisi kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat terbentuk dalam alam (mineral) atau di laboratorium. Kristal artinya mempunyai bentuk yang agak setangkup (symetris) dan yang pada banyak sisinya terbatas oleh bidang datar, sehingga memberi bangin yang tersendiri sifatnya kepada mineral yang bersangkutan.Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang tersusun rapi dikatakan mempunyai struktur kristalen. Dalam suasana yang baik benda kristalen dapat mempunyai batas bidang rata-rata & benda itu dinamakan kristal (HABLUR) & bidang rata itu disebut muka krsital.
Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu:
REGULER, Kubus atau ISOMETRIK ketiga poros sama panjang dan berpotongan tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam batu)
TETRAGONAL (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain, dua poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh chalkopirit, rutil, zircon).
HEKSAGONAL (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut 120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu dan panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl, korundum).
ORTOROMBIS (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua poros tadi (berit, belerang, topaz)
MONOKLIN (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros tadi (gips, muskovit, augit)
TRIKLIN (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin)
Bentuk kristal dibagi dalam 6 tata hablur yang didasarkan:
· perbandingan panjang poros – poros hablur
· besarnya sudut persilangan poros – poros hablur
Garis
kristal / mineral yang mempunyai kekerasan < 7 jika digosokkan pada lempengan porselin yang kasar biasanya meninggalkan ditempat penggosokan tsb suatu garis yang karakteristik dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri.
· Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.
· Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam – logaman atau memberigaris merah darah
· Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi memberi garis putih)
Skala Kekerasan MOH's
Kekerasan adalah sebuah sifat fisik lain, yang dipengaruhi oleh tata letak intern dari atom. Untuk mengukur kekerasan mineral dipakai Skala Kekerasan MOHS (1773-1839).
Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari
GIPS, mudah digores dengan kuku ibu jari
Kalsit, mudah digores dengan pisau
Fluorit, mudah digores dengan pisau
Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar)
Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir
Kwarsa, dapat menggores kaca
Topaz, dapat menggores kaca
Korundum, dapat mengores topaz
Intan, dapat menggores korundum
Bentuk Kristal Intan ialah benda padat besisi delapan (OKTAHEDRON)
K = 1 : Talk/Silikat magnesia yang mengandung air
K = 2 : Gips (CaSO4), batu tahu
K = 3 : Kalsit (CaCo3)
K = 4 : Vluispat (CaF2)
K = 5 : Apatit mengandung chloor
K = 6 : Veldspat, kaca tingkap
K = 7 : Kwarsa, pisau dari baja
K = 8 : Topas; Silikat alumunium yang mengandung borium, batu permata
K = 9 : Korsum (Al2O3 dalam corak merah, batu permata delima, corak biru batu nilam/safir)
K = 10 : intan batu permata
Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. Dengan lain perkataan SKALA MOHS adalah Skala relative. Dari segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9 kira-kira 9 kali sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1
Warna
Disini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada sesuatu zat dalam permata sebagai biang warna (pigment agent) yang merupakan mineral-mineral yaitu : belerang warnanya kuning; malakit warnanya hijau; azurite warnanya biru; pirit warnanya kuning; magatit warnanya hitam; augit warnanya hijau; gutit warnanya kuning hingga coklat; hematite warnanya merah dsbnya.
Ada juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan diistilahkan allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna (pigmen), terkurungnya sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran (Impurities). Impurities adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan biasanya tidak hadir dalam campuran murni, unsur-unsur yang terkonsentrasi dalam batu permata rendah.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral"

Tembaga (Cu)

Tembaga dengan nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu, berbentuk kristal dengan warna kemerahan dan di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral. Dalam tabel periodik unsur- unsur kimia tembaga menempati posisi dengan nomor atom 29 dan mempunyai bobot 63.456 (Palar, 1994). Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, liat, dan melebur pada suhu 1038°C. Senyawa-senyawa yang dibentuk oleh logam tembaga mempu-nyai bilangan valensi yang dibawanya. Logam tembaga juga dinamakan cupro untuk yang bervalensi +1 dan cupri yang bervalensi +2. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air (Vogel, 1985).
Logam tembaga dan beberapa bentuk persenyawaanya seperti CuO, CuCO3, Cu(OH)2, dan Cu(CN)2 tidak dapat larut dalam air dingin atau air panas, tetapi dapat dilarutkan dalam asam. Logam tembaga itu sendiri dapat dilarutkan dalam senyawa asam sulfat panas, dan dalam larutan basa NH4OH (Palar, 1994). Tembaga banyak diguna-kan pada pabrik yang memproduksi alat-alat listrik, sebagai alloy dengan perak (Ag), kadmium (Cd), timah putih dan seng (Zn) (Dharmono, 1995).
Toksisitas yang dimiliki oleh tembaga baru akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai toleransi organisme terkait (Palar, 1994). Setiap studi toksikologi yang pernah dilakukan terhadap penderita keracunan tembaga hampir semuanya meninjau metabolisme tembaga yang masuk ke dalam tubuh secara oral. Pada saat proses penyerapan bahan makanan yang telah diolah di lambung, tembaga yang ada ikut terserap oleh darah. Darah selanjutnya akan membawa tembaga ke dalam hati (tempat penyimpanan tembaga yang paling besar dalam tubuh manusia), kemudian tembaga dikirim dalam kandung empedu dan dikeluarkan kembali ke usus untuk selanjutnya dibuang melalui feces (Palar, 1994). Pada manusia dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala ginjal, hati, muntaber, pusing, lemah, anemia, kram, kovulsi, shock, koma, dan dapat menyebabkan penderita meninggal. Dalam dosis rendah dapat menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan dan peralatan dapur (Palar, 1994).
Adapun beberapa reaksi-reaksi ion Cu2+ yaitu sebagai berikut (Vogel, 1985):
1. Natrium hidroksida dalam larutan dingin akan terbentuk endapan biru tembaga (II) hidroksida:
Cu2+ + 2OH− → Cu(OH)2 ↓

Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. Bila dipanaskan, endapan diubah menjadi tembaga (II) oksida hitam oleh dehidrasi.
Andaka, Penurunan Kadar Tembaga Pada Limbah Cair Industri Kerajinan Perak… 129
Cu(OH)2↓ → CuO↓ + H2O
Dengan adanya asam tartrat/asam sitrat dalam larutan, tembaga (II) hidroksida tak diendapkan oleh larutan basa alkali, tetapi larutan jadi berwarna biru. Larutan garam tembaga (II) yang bersifat basa, yang mengandung asam tartrat, biasa dikenal orang sebagai larutan Fehling, ia mengandung ion kompleks [Cu(COO.CHO)]2−
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit timbul endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat biasa) :
2Cu2+ + SO42− + 2NH3 + 2H2O → Cu(OH)2.Cu(SO4)↓ + 2NH4+

yang larut dalam reagensia berlebihan sehingga terjadi warna biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetrae-monikuprat (II)
Cu(OH)2.Cu(SO4) ↓ + 8NH3 → 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42− + 2OH−
3. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (II) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuk ion-ion tri-iodida (Iod):
2Cu2+ + 5I− → 2CuI ↓ + I3−

dengan menambahkan natrion tiosufat berlebihan kepada larutan, ion triiodida direduksi menjadi ion iodida yang tak berwarna, dan warna putih dari endapan menjadi terlihat. Reduksi dengan tiosulfat menghasilkan ion tetrationat:
I3− + 2S2O32− → 3I− + S4O62−
Reaksi ini dipakai dalam anlisis kualitatif untuk penentuan tembaga secara iodometri.
4. Kalium sianida (racun): bila ditambahkan dengan sedikit sekali, mula-mula terbentuk endapan kuning tembaga (II) sianida:
Cu2+ + 2CN− → Cu(CN)2↓

Endapan dengan cepat teruarai menjadi tembaga (I) sianida putih dan sianogen (gas yang sangat beracun):
2Cu(CN)2↓ → 2CuCN↓ + (CN)2↑
Tiap-tiap logam memiliki karak-teristik pH optimum presipitasi tersendiri, yaitu pH pada saat logam tersebut memiliki kelarutan minimum. Pengen-dapan dengan presipitasi kimia di sini merupakan proses pemisahan partikel padat dari suspensi secara gravitasi atas dasar konsentrasi dan kecende-rungan partikel berinteraksi. Menurut Vogel (1985) beberapa faktor ang mendukung terhadap penurunan kadar tembaga (Cu2+) limbah cair industri perak antara lain:
a. Waktu atau lama kontak

Semakin lama kontak antara limbah cair dan reagen maka ion-ion tembaga (Cu2+) akan semakin banyak yang mengendap sehingga kadar tembaga (Cu2+) dalam limbah cair berkurang.
b. Derajat keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) atau konsentrasi ion hidrogen limbah cair industri perak menurut peneliti terdahulu sebelum perlakuan sebesar 2.0. Nilai ini menunjukkan pH yang besifat asam. Pada pH yang asam/rendah proses pemben-tukan koloid tidak dapat berlang-sung dengan baik, bersifat korosif, dan menimbulkan gangguan pada proses pengolahan. Dengan adanya presipitasi NaOH dan kapur tawas yang sekaligus dapat mengkondisi-kan pH menjadi naik sehingga pengendapan dapat berjalan de-ngan optimal.
c. Tempat pengendapan

Tempat pengendapan yang mem-punyai dasar berbentuk segitiga dapat mempercepat proses terja-dinya pengendapan. Hal ini karena dipengaruhi oleh adanya gaya gravitasi.
Apabila suatu presipitan kimia ditambahkan ke dalam limbah cair encer yang mengandung logam dan dilakukan pengadukan dalam suatu tangki reaksi berpengaduk, maka logam terlarut tersebut diubah menjadi suatu bentuk tak larut dengan reaksi kimia antar senyawa logam terlarut dan presipitan. Hasil padatan tersuspensi dipisahkan dengan pengendapan di dalam wadah pengendapan.
Flokulasi dengan atau tanpa koagulan kimia atau bahan pembantu pengendapan, mungkin digunakan untuk menaikkan pemisahan padatan tersuspensi. Dari reaksi pengendapan yang ada, bila ternyata ion Cu2+ masih sulit diendapkan dan waktu pengendap-annya lama, maka perlu dilanjutkan dengan koagulasi kapur tawas sebagai pengolahan lanjutan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses penurunan kadar Cu2+, dimana pengolahan secara kimia melalui proses flokulasi dan koagulasi dengan cara menambah bahan koagulan atau penyerapan dapat terjadi endapan logam Cu2+ (Purwanti, 1994).



Tembaga (Cu)
1. Manfaat Tembaga (Cu);
Memelihara fungsi sistem saraf dan kimia darah yang normal;
Pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah;
Serta sebagai komponen enzim dan protein.
2. Akibat kekurangan Tembaga (Cu);
Menyebabkan kelainan dan penyakit seperti anemia.;
Gangguan pada saraf dan tulang;
Serta timbulnya luka-luka pada kulit.
3. Sumber Tembaga;
Terdapat pada kacang-kacangan, hati dan kerang.
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++, Cu diperlukan pada pembentukan beberapa macam enzym, oleh karena itu sangat diperlukan walaupun dalam jumlah yang kecil. dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.

BESI (Fe)

Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite, Hematite, Limonite dan Siderite. Kadang kala dapat berupa mineral: Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite.Dari mineral-mineral bijih besi, magnetit adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara hematit merupakan mineral bijih utama yang dibutuhkan dalam industri besi.
Berdasarkan proses terbentuknya, besi dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu :Besi primer (ore deposit)Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih.Besi Sekunder (endapan placer)Cebakan mineral alochton dibentuk oleh kumpulan mineral berat melalui proses sedimentasi, secara alamiah terpisah karena gravitasi dan dibantu pergerakan media cair, padat dan gas/udara. Kerapatan konsentrasi mineral-mineral berat tersebut tergantung kepada tingkat kebebasannya dari sumber, berat jenis, ketahanan kimiawi hingga lamanya pelapukan dan mekanisma. Dengan nilai ekonomi yang dimilikinya para ahli geologi menyebut endapan alochton tersebut sebagai cebakan placer.Jenis cebakan ini telah terbentuk dalam semua waktu geologi, tetapi kebanyakan pada umur Tersier dan masa kini, sebagian besar merupakan cadangan berukuran kecil dan sering terkumpul dalam waktu singkat karena tererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendah tetapi dapat ditambang karena berupa partikel bebas, mudah dikerjakan dengan tanpa penghancuran; dimana pemisahannya dapat menggunakan alat semi-mobile dan relatif murah. Penambangannya biasanya dengan cara pengerukan, yang merupakan metoda penambangan termurah.

Besi (Fe) merupakan mineral makro dalam kerak bumi, tetapi dalam system biologi tubuh merupakan mineral mikro. Pada hewan, manusia, dan tanaman, Fe termasuk logam esensial, bersifat kurang stabil, dan secara perlahan berubah
menjadi ferro (Fe II) atau ferri (Fe III). Kandungan Fe dalam tubuh hewan bervariasi, bergantung pada status kesehatan, nutrisi, umur, jenis kelamin, dan spesies (Dhur et al. 1989; Graham 1991; Beard et al. 1996). Besi dalam tubuh berasal dari tiga sumber, yaitu hasil perusakan sel-sel darah merah (hemolisis), dari penyimpanan di dalam tubuh, dan hasil penyerapan pada saluran pencernaan (Darmono 1995; King 2006). Dari ketiga sumber tersebut, Fe hasil hemolisis merupakan sumber utama. Bentuk-bentuk senyawa yang ada ialah senyawa heme (hemoglobin, mioglobin, enzim heme) dan poliporfirin (tranfirin, ferritin, dan hemosiderin).

Defisiensi Zat Besi (Fe)Unsur besi terdapat pada setiap sel tubuh bersama dengan protein. Unsur ini juga tersimpan dalam hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. Cadangan besi ini sewaktuwaktu dapat dimobilisasi jika hemoglobin membutuhkannya.Zat besi atau Fe merupakan mineral yang sangat penting bagi tubuh, meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit (tracemineralj. Hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, mengandung 60-70% zat besi. Kekurangan zat besi berarti tubuh kita kekurangan haemoglobin dan oksigen.Mineral ini dapat diperoleh dari sayuran berwarna hijau gelap dan daging. Tetapi besi dalam sayuran lebih sulit diserap dibandingkan dengan besi dalam daging. Namun tidak berarti kita harus banyak konsumsi daging untuk mencukupi kebutuhan zatbesi, kecuali dalam keadaan defisiensi unsur besi.Kebutuhan Unsur Besi (Fe)Setiap hari tubuh kita membutuhkan sekitar 20 mg zat besi dari makanan. Namun dari sejumlah itu hanya kira-kira 2 mg saja yang diserap tubuh. Sisanya terbuang bersama tinja. Zat besi dalam tubuh kita berkisar 2-4 g, atau kira-kira 50 mg dalam setiap satu kilogram berat badan pada pria dewasa. Sedangkan pada wanita hanya 35 mg dalam setiap satu kilogram berat badan.Umumnya, defisiensi zat besi disertai defisiensi asam folat. Sebagian besar Fe disimpan dalam hati, limpa, dan sumsum tulang (Brock dan Mainou- Fowler 1986; Desousa 1989; Brown et al. 2004)
1. Manfaat Besi;
Komponen dalam hemoglobin yang penting untuk pengikatan oksigen dalam sel darah merah.
2. Akibat kekurangan Besi;
Menyebabkan kelainan dan penyakit seperti anemia;
Menurunnya berat badan;
Pucat-pucat pada kulit.
3. Sumber Besi;
Terdapat pada daging, telur, keju, roti dan sayuran hijau.

A. Besi (Fe)Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2Ob. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2OFungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.

10. Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase
Sumber-sumber besi adalah:a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
Besi (F)
Besi diserap dalam bentuk Fe++ dan mempunyai fungsi yang tidak dapat digantikan pada pembentukan hijau daun. Besi juga merupakan salah satu unsur yang diperlukan pada pembentukan enzym-enzym pernapasan yang mengoksidasikan hidrat arang menjadi gas asam arang dan air. Besi didalam tanaman kurang bergerak, oleh karena itu bila kekurangan besi maka akan segera tampak gejala-gejala pada bagian tanaman yang masih muda.
Boron
Tanaman tidak membutuhkan boron dalam jumlah besar, tetapi boron dapat mengatur penyerapan makanan dan membantu tanaman untuk membuat jaringan baru. Boron telah dikenal sejak 1923 sebagai nutrisi mikro yang penting untuk tanaman tingkat tinggi (Warington, 1923 dalam Blevins & Lukaszewski, 1994).
Boron memiliki beberapa kegunaan, antara lain:_ Membantu penggunaan nutrisi dan mengatur nutrisi yang lainnya._ Menolong produksi gula dan karbohidrat._ Esensial untuk perkembangan tunas dan buah
Boron mengatur metabolisme karbohidrat di dalam tanaman. Seperti halnya kalsium, boron tidak mobil di dalam tanaman, sehingga pemberian secara menerus dibutuhkan pada pertumbuhan tanaman. Boron diambil oleh tanaman dalam bentuk anion borat. Boron juga dikenal sebagai pembantu dalam penurunan jaringan dahan tertentu, yang dikenal sebagai jaringan .meristem. (Trotter, 2001).
Sumberdaya BoronBoron tersebar secara alamiah sekitar 0,1 ppm pada air permukaan, 3 ppm dalam kerak bumi, dan 4,6 ppm dalam air laut (Harben & Ku_vart, 1996). Tanaman biasanya menyerap boron dari material organik dan borak. Borak merupakan bagian dari mineral kelompok borat. Telah dikenal lebih dari 100 mineral borat, namun hanya empat mineral yang paling umum dijumpai, yaitu:_ Kernit (Na2B4O6(OH)2 _3H2O)_ Borak (Na2B4O5(OH)4 _8H2O)_ Uleksit (NaCaB5O6(OH)6 _ 5H2O)_ Kolemanit (CaB3O4(OH)3 _H2O)Kernit pertama kali ditemukan di daerah Kern County, Kalifornia. Mineral ini secara _sik tidak berwarna, transparan sampai putih, dengan kilap kaca sampai mutiara. Mineral ini mempunyai struktur kristal monoklin, kekerasan 21/2 . 3 dan berat jenis 1,9. Ciri khas mineral ini adalah fragmen panjang, belahan splinteri, berat jenis rendah dan larut dengan lambat pada air dingin.Mineral ini sering dijumpai berasosiasi dengan borak, uleksit dan kolemanit pada lapisan lempung yang berumur Tersier. Istilah borak diambil dari istilah burah (Persia) dan buraq (Arab).
Borak mempunyai struktur kristal monoklin (Gambar 6.1) dan biasanya dalam bentuk prismatik. Mineral ini secara _sik tidak berwarna atau putih, kilap kaca, dengan kekerasan 2 . 21/2 dan berat jenis 1,7.

GAMBAR 6.1: Borak dengan sistem kristal monoklinNama uleksit diambil dari seorang ahli kimia Jerman, George Ludwig Ulex (1811-1893). Uleksit mempunyai sistem kristal triklinik, dan umumnya dijumpai dalam bentuk membundar yang tersusun oleh serat-serat halus. Secara _sik, mineral ini berwarna putih dengan kilap lemak. Mineral ini mempunyai kekerasan 21/2 dan berat jenis 1,96.Kolemanit pertama kali ditemukan oleh seorang pengembang borak di San Francisco, William Tell Coleman (1824-1893). Mineral ini mempunyai struktur kristal monoklin, dan umumnya berbentuk kristal prismatik pendek. Secara _sik mineral ini berwarna putih sampai tidak berwarna, kilap kaca, kekerasan 4 . 41/2 dan berat jenis 2,42.

Sumber-sumber pangan utama yang banyak mengandung boron adalah air yang bersumber dari tanah, susu dan produk-produk olahan susu, sari buah, berbagai minuman, dan madu.
Tumbuhan berkeping dua (dikotil), seperti buah-buahan, sayur-sayuran, polong-polongan, dan kacang-kacangan terbukti memiliki kandungan boron lebih tinggi daripada tumbuhan monokotil seperti gandum-ganduman dan serealia.Buahan-buahan sumber boron adalah apel, pir, anggur, alpukat, dan buah kering.
Kecukupan boron yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah 1-2 mg/hari. Konsumsi suplemen boron sangat tidak dianjurkan karena belum ada penelitian resmi mengenai toksisitas atau efek lain akibat konsumsi boron dalam dosis tinggi. Meskipun demikian, dosis boron hingga 10-15 mg per hari masih digunakan untuk pengobatan.
Boron diduga memiliki hubungan kuat dengan metabolisme vitamin D. Salah satu penelitian telah membuktikan bahwa hewan percobaan yang diberi ransum tanpa boron, mengalami kehilangan kalsium total yang tinggi, serta gangguan glukosa, lemak, insulin, dan penurunan perkembangan tulang (Hegsted et al., 1991).
Defisiensi boron pada manusia belum pernah dilaporkan secara ilmiah, tetapi studi yang dilakukan terhadap beberapa relawan yang diberi makanan rendah boron menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan defisiensi boron pada hewan percobaan, terutama perubahan glukosa darah dan lemak. Gejala defisiensi boron lainnya adalah peningkatan kebutuhan terhadap kalsium, fosfor, dan magnesium, penurunan kebutuhan tembaga, hipertensi, dan peningkatan risiko kanker prostat.
Bukti lainnya mengenai pentingnya kecukupan boron adalah percepatan gejala arthritis pada populasi yang asupan boronnya rendah atau tinggal di area tanah dengan kandungan boron rendah. Jumlah penderitaan arthritis pada populasi dengan konsumsi boron yang cukup dan rendah, masing-masing, adalah 3 persen dan 20 persen (Hunt, 1996).
Penderitaan defisiensi boron umumnya adalah orang dewasa. Hal ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa konsumsi boron semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia. Konsumsi boron pada orang dewasa hanya seperempat dari konsumsi boron balita. Penemuan ini memberi kejelasan mengenai penurunan kinerja kesehatan tubuh, terutama penurunan densitas tulang yang terjadi pada orang dewasa.
Cegah osteoporosis
Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa boron meningkatkan kinerja dan efisiensi tubuh dalam penggunaan mineral kalsium dan magnesium. Fungsi boron tersebut dinilai sinergis dengan fungsi vitamin D. Boron diindikasikan memiliki interaksi spesifik dengan vitamin D dalam memperkuat struktur tulang.
Beberapa peneliti lain mengklaim bahwa boron memiliki kemiripan dengan estrogen dan testosteron. Sifat ini digunakan dalam pengobatan osteoporosis, terutama pada wanita menopause. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa boron sangat efektif dalam perawatan terhadap osteoporosis. Boron juga dapat meningkatkan metabolisme tulang yang sehat, termasuk efisiensi penggunaan kalsium dan magnesium.
Seperti halnya estrogen, boron memiliki efek dalam meningkatkan plasma estradiol. Peningkatan plasma estradiol dapat membantu mengurangi rasa sakit yang dialami wanita saat datang bulan. Peningkatan plasma estradiol juga berarti memacu produksi estrogen. Hal ini sangat berharga dalam upaya pencegahan osteoporosis pada wanita menopause karena estrogen dapat meningkatkan penyerapan kalsium.
Mekanisme boron dalam memelihara kesehatan tulang dan persendian dititikberatkan pada pemeliharaan densitas tulang dan integritas serta kekuatan kartilago, ligamen, dan tendon. Pemeliharaan tersebut dilakukan dengan menjaga ikatan silang antara materi anorganik (mineral) dan materi organik (protein) dalam matriks tulang. Mekanisme pemeliharaan ini juga menyangkut peran boron sebagai regulator dari berbagai hormon. Hormon pertama yang diregulasi adalah 1,25-dihidroksi-vitamin D-3, yaitu bentuk hormonal dari vitamin D. Hormon yang kedua adalah testosteron.
Peran boron dalam regulasi kedua hormon tersebut di atas adalah dalam hal peningkatan kuantitas dan aktivitasnya. Peningkatan oleh boron tersebut berhubungan langsung dengan metabolisme kalsium. Peningkatan aktivitas 1,25-dihidroksi-vitamin D-3 dapat mencegah kesetimbangan kalsium negatif dalam tubuh. Kesetimbangan kalsium negatif merupakan keadaan di mana jumlah kalsium yang diekskresikan melalui urine lebih banyak daripada jumlah yang diserap dari makanan. Peran boron dalam mengurangi kesetimbangan kalsium negatif adalah dengan meningkatkan retensi kalsium dalam tubuh, terutama pada pusat-pusat kalsium yaitu tulang dan jaringan ikat. Peningkatan retensi dalam jangka panjang dapat mencegah penyakit degradasi densitas tulang (osteoporosis).
Cegah osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit yang menyerang tulang, jaringan ikat, serta persendian tulang. Penyakit osteoarthritis oleh penurunan massa tulang, pengapuran, dan ngilu-ngilu pada persendian. Pada tahap osteoarthritis yang parah penderita harus mengonsumsi pereda rasa sakit secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan perasaan ngilu yang amat sangat, terutama bila cuaca dingin atau pada malam hari. Perasaan ngilu tersebut datang sebagai efek dari proses degradasi tulang dan jaringan ikat.
Suatu penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi boron dan kalsium secara teratur selama beberapa minggu menyebabkan 67-75 persen penderita dapat berhenti mengonsumsi obat pereda rasa sakit (Hunt, 1996). Hal ini membuktikan bahwa boron dan kalsium dapat mengurangi kecepatan degradasi tulang dan jaringan ikat persendian. Mekanisme yang terjadi adalah penghambatan aktivitas enzim kolagenase, yaitu enzim yang mampu mendegradasi jaringan kolagen, terutama jaringan ikat. Degradasi terhadap jaringan kolagen juga dapat menyebabkan pengeriputan dan penuaan dini.
Boron juga telah terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi. Aktivitasnya sangat signifikan, terutama untuk pencegahan penyakit inflamatori seperti rheumatoid arthritis, dan asma. Boron dapat menghambat kerja enzim yang langsung berhubungan dengan peradangan (inflamasi).
Inflamasi sebenarnya merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan tubuh melawan bakteri atau sebab lainnya, terutama di sekitar luka atau infeksi. Mekanisme anti-inflamasi yang dilakukan oleh boron adalah menghambat serangan oksidasi dan mendukung fungsi leukosit dan neutrofil (bagian dari sel darah putih) dalam menginaktivasi zat-zat yang tidak diinginkan (umumnya berasal dari makanan) yang memiliki potensi oksidasi (Hunt, 2000).
Boron juga memiliki fungsi antioksidasi secara tidak langsung dengan meningkatkan produksi enzim-enzim antioksidasi dalam darah dan dalam sel. Enzim-enzim tersebut adalah superoksida dismutase (SOD), kalatase, dan glutathione peroksidase. Ketiga enzim tersebut merupakan enzim pertahanan tubuh alami untuk melawan radikal-radikal bebas.
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi pria ditunjang oleh hormon utamanya, yaitu testosteron, sedangkan pada wanita ditunjang oleh hormon estradiol. Selain kedua hormon tersebut, terdapat juga hormon dehidroepiandrosteron (DHEA). Dalam suatu penelitian, kadar hormon-hormon reproduksi tersebut diukur dalam darah para relawan, sebelum dan setelah mengonsumsi sejumlah boron dalam waktu tertentu. Hasil yang diperoleh setelah 60 hari konsumsi boron dalam jumlah cukup adalah adanya kenaikan kadar hormon reproduksi dalam darah. Hormon DHEA meningkat sebesar 56 persen, sedangkan hormon testosteron meningkat sebesar 29,5 persen.
Mekanisme peningkatan hormon reproduksi yang terjadi adalah melalui interaksi homeostasis kalsium dan boron dalam bentuk kalsium-frukto-borat. Homeostasis terjadi dalam kondisi tubuh cukup boron. Boron berperan dalam menghambat enzim penghancur hormon-hormon reproduksi sehingga kadar hormon-hormon tersebut tetap tinggi di dalam darah. Mekanisme lainnya adalah melalui pelepasan hormon reproduksi dari Sex Hormone Binding Protein (SHBP) atau protein pengikat hormon reproduksi.
SHBP merupakan protein pembawa hormon reproduksi dalam darah. Namun, apabila dalam keadaan terikat, hormon tersebut menjadi inaktif sehingga menghambat siklus pematangan sel-sel reproduksi. Bebasnya testosteron (tidak terikat) dalam darah mendukung pencegahan penyakit-penyakit kerapuhan tulang, seperti osteoarthritis dan osteoporosis, karena testosteron dapat meningkatkan retensi kalsium tubuh.
Kanker prostat
Konsumsi boron yang cukup dalam jangka panjang juga dapat mencegah terjadinya kanker prostat. Mekanisme yang terjadi masih merupakan interaksi dari kalsium-frukto-borat. Senyawa 1,25-dihidroksi-vitamin D-3 sebagai bentuk aktif vitamin D, dapat mengurangi risiko kanker prostat. Vitamin D memiliki aktivitas meningkatkan retensi kalsium. Kalsium juga memiliki aktivitas spesifik dalam menghambat proliferasi sel yang tidak normal atau sel-sel mutan. Selain menghambat proliferasi, vitamin D juga dapat membunuh sel-sel mutagenik (Hunt, 1996).
Peran boron dalam mencegah penyakit-penyakit autoimun (lupus, Grave's Disease, Hashimoto's Diseases, diabetes tipe 1, vitiligo, sklerosis berganda, dan lain-lain) adalah dengan mencegah aktivitas dari sel T-helper dan T-suppressor. Kedua sel tersebut sangat erat kaitannya dengan penyakit autoimun.
Konsumsi suplemen boron mengakibatkan gejala peningkatan pengeluaran kalsium tubuh melalui urine pada relawan wanita usia pra dan pascamenopause. Mekanisme untuk gejala tersebut belum diketahui secara pasti. Hampir seluruh boron yang dikonsumsi juga secara gradual akan dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran boron dari tubuh melalui urine umumnya berkisar 0,5-2,5 mg per hari.
Gejala-gejala keracunan boron dosis tinggi yang pernah dilaporkan adalah sakit kepala, mual dan muntah, pusing, diare, hipotermia, gelisah, kerontokan kulit dan rambut, kerusakan ginjal, dan kematian akibat shock, dan kolapsnya peredaran darah. Meskipun demikian, kasus kematian akibat keracunan boron sangat jarang ditemukan. Dosis mematikan boron untuk manusia yang telah ditemukan adalah sekitar 18-20 gram.
Toksisitas boron juga bersifat kronis. Gejala-gejala toksisitas boron kronik adalah kehilangan selera makan, pusing, kehilangan berat badan, penurunan aktivitas seksual dan jumlah sel reproduksi.
Sumber : Kompas, Sabtu 14 Mei 2005
Boron. Mineral yang disebut sebagai bahan dasar pembentukan seks hormon dan memperkuat tulang. Berdasarkan beberapa penelitian, boron ditemukan menaikkan level estrogen natural dan memberikan perlindungan efektif terhadap osteoporosis, serta mengurangi pembuangan oksalat pada urin yang bersama-sama dengan kalsium membentuk batu ginjal, meningkatkan efektifitas Vitamin D didalam penyerapan kalsium ke dalam tulang, serta meningkatkan DHEA dan testosteron.
http://ww3.yuwie.com/blog/?id=828976
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
Borium
Borium diserap oleh tanaman dalam bentuk BO8=. Kekurangan unsur ini dapat menyebabkan kuncup-kuncup dan pucuk daun jadi mati. Pertumbuhan didalam meristema akan terganggu, yang menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan dalam pembentukan bekas pembuluh, Sehingga pengangkutan makanan akan terganggu.

1 komentar:

  1. salam kenal , semangat ingin menjadi pengusaha adalah cita cita luar biasa mari mulailah dari yang terkecil,

    BalasHapus